Demam panggung masalah dan solusinya, Setiap hari orang berbicara. Banyak sekali kata yang dipergunakan. Menurut Jean Altchison setiap jam orang menggunakan kira-kira 5 ribu kata dalam percakapan biasa. Bila membaca dengan kecepatan normal kira-kira menghabiskan 15 ribu kata dalam satu jam. Beberapa kata yang dipergunakan berbahasa dalam satu hari ? setiap hari orang menggunakan kata kira-kira 100 ribu untuk keperluan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kalau kita hubungkan dengan hasil penelitian Paul T. Rankin yang mengatakan bahwa 30% waktu berbahasa itu dipergunakan untuk berbicara, maka sedikitnya dalam satu hari orang menggunakan kata 30 ribu untuk berbicara.
Melihat uraian di atas terasa agak aneh bila orang masih takut berbicara dimuka umum atau berpidato. Tidak perlu kita tutup-tutupi bbahwa dalam masyarakat kita masih terlalu banyak orang yang takut berpidato. Para pemuda, pelajar, mahasiswa masih akrap dengan sebutan takut berpidato. Bahkan orang dewasa pun tidak jarang mendapat sebutan itu. Mereka biasanya menghindar bila disuruh berpidato mewakili kelompoknya dalam suatu pertemuan. “yang lain saja”, atau “ Si Fulan saja”, elaknya, kadang-kadang acara saling tunjuk itu cukup ramai. Mengapa demikian ?
Berbicara di muka umum memang tidak mudah, karena terdapat sejumlah faktor yang menghambat. Ada sejumlah faktor kejiwaan yang mengganggu, yaitu seperti dibawah ini.
1.
Rasa malu terhadap hadirin
2.
Rasa takut, karena hadirin lebih pandai atau lebih tua dan lebih tinggi kedudukannnya.
3.
Rasa rendah diri karena merasa belum siap.
4.
Rasa “grogi”. Dan rasa kekhawatiran yang lain.
Faktor-faktor psikis yang menghambat itu akan berakibat buruk pada pisik, yaitu :
1.
Mulut menjadi kering
2.
Lutut gemetar
3.
Tangan gemetar
4.
Jantung berdetak keras
5.
Nafas memburu.
6.
Wajah merah dan terasa panas
7.
Suara gemetar dan tidak jelas.
8.
Keringat keluar dengan jelas
9.
Mata tidak berani melihat hadirin, dan beberapa gejala lain.
Gangguan-gangguan psikis diatas merupakan tanda-tanda yang tampak dari demam panggung. Sedangkan demam panggung itu adalah perasan malu, takut, rendah diri, dan grogi, yaitu gangguan psikis tadi.
Orang yang seing terkena demam panggung umumnya memiliki masalah-masalah seperti di bawah ini.
1.
Kurang latihan atau kurang pengalaman dalam penampilan di muka umum.
2.
Kurang bergaul dan kurang aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
3.
Kurang memiliki kemampuan ekspresif, terutama ekspresif lisan.
Demam panggung selain menimbulkan gangguan fisik, juga menimbulkan gangguan yang sifatnya intelektual. Gangguan intelektual ini menyebabkan daya pikir menjadi terganggu. Apa yang sudah diingat menjadi lupa. Cara berfikir yang semula sudah diatur secara sistematis menjadi kacau. Para ahli (Brigance, Thomson) memberi resep cara mengusir dan mencegah demam panggung seperti dibawah ini.
1.
Cara mengusir demam panggung.
a.
Gunakan Gerak tubuh seperlunya, jangan terlalu kaku,
b.
Jangan hanya memusatkan pikiran pada diri sendiri, melainkan ( justru lebih banyak) juga pada masalah yang dibicarakan.
c.
Berpegangalah sekedarnya pada mimbar
d.
Kendorkan otot-otot sekitar leher
e.
Anggaplah semua pendengar itu kawan (thing of the audience as friends)
Cara mencegah demam panggung.
a.
Memilih topik yang baik yang menguasai topik itu
b.
Membuat persiapan pidato yang matang.
Setiap hari orang berbicara. Banyak sekali kata yang dipergunakan. Menurut Jean Altchison setiap jam orang menggunakan kira-kira 5 ribu kata dalam percakapan biasa. Bila membaca dengan kecepatan normal kira-kira menghabiskan 15 ribu kata dalam satu jam. Beberapa kata yang dipergunakan berbahasa dalam satu hari ? setiap hari orang menggunakan kata kira-kira 100 ribu untuk keperluan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kalau kita hubungkan dengan hasil penelitian Paul T. Rankin yang mengatakan bahwa 30% waktu berbahasa itu dipergunakan untuk berbicara, maka sedikitnya dalam satu hari orang menggunakan kata 30 ribu untuk berbicara.
Melihat uraian di atas terasa agak aneh bila orang masih takut berbicara dimuka umum atau berpidato. Tidak perlu kita tutup-tutupi bbahwa dalam masyarakat kita masih terlalu banyak orang yang takut berpidato. Para pemuda, pelajar, mahasiswa masih akrap dengan sebutan takut berpidato. Bahkan orang dewasa pun tidak jarang mendapat sebutan itu. Mereka biasanya menghindar bila disuruh berpidato mewakili kelompoknya dalam suatu pertemuan. “
yang lain saja”, atau “
Si Fulan saja”, elaknya, kadang-kadang acara saling tunjuk itu cukup ramai. Mengapa demikian ?
Berbicara di muka umum memang tidak mudah, karena terdapat sejumlah faktor yang menghambat. Ada sejumlah faktor kejiwaan yang mengganggu, yaitu seperti dibawah ini.
1.
Rasa malu terhadap hadirin
2.
Rasa takut, karena hadirin lebih pandai atau lebih tua dan lebih tinggi kedudukannnya.
3.
Rasa rendah diri karena merasa belum siap.
4.
Rasa “grogi”. Dan rasa kekhawatiran yang lain.
Faktor-faktor psikis yang menghambat itu akan berakibat buruk pada pisik, yaitu :
1.
Mulut menjadi kering
2.
Lutut gemetar
3.
Tangan gemetar
4.
Jantung berdetak keras
5.
Nafas memburu.
6.
Wajah merah dan terasa panas
7.
Suara gemetar dan tidak jelas.
8.
Keringat keluar dengan jelas
9.
Mata tidak berani melihat hadirin, dan beberapa gejala lain.
Gangguan-gangguan psikis diatas merupakan tanda-tanda yang tampak dari demam panggung. Sedangkan demam panggung itu adalah perasan malu, takut, rendah diri, dan grogi, yaitu gangguan psikis tadi.
Orang yang seing terkena demam panggung umumnya memiliki masalah-masalah seperti di bawah ini.
1.
Kurang latihan atau kurang pengalaman dalam penampilan di muka umum.
2.
Kurang bergaul dan kurang aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
3.
Kurang memiliki kemampuan ekspresif, terutama ekspresif lisan.
Demam panggung selain menimbulkan gangguan fisik, juga menimbulkan gangguan yang sifatnya intelektual. Gangguan intelektual ini menyebabkan daya pikir menjadi terganggu. Apa yang sudah diingat menjadi lupa. Cara berfikir yang semula sudah diatur secara sistematis menjadi kacau. Para ahli (Brigance, Thomson) memberi resep cara mengusir dan mencegah demam panggung seperti dibawah ini.
1. Cara mengusir demam panggung.
- Gunakan Gerak tubuh seperlunya, jangan terlalu kaku,
- Jangan hanya memusatkan pikiran pada diri sendiri, melainkan ( justru lebih banyak) juga pada masalah yang dibicarakan.
- Berpegangalah sekedarnya pada mimbar
- Kendorkan otot-otot sekitar leher
- Anggaplah semua pendengar itu kawan (thing of the audience as friends)
2. Cara mencegah demam panggung.
- Memilih topik yang baik yang menguasai topik itu
- Membuat persiapan pidato yang matang.